Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah
seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
Di samping itu
politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
- politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
- politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
- politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
- politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi
politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk
beluk tentang partai politik.
Namun apa yang ada dalam fikiran masyarakat awam
tentang politik sekarang ?.
Mereka beranggapan bahwa politik menjurus ke hal yang sifatnya negatif. Ironis memang bahwa dimensi politik itu dianggap oleh masyarakat merupakan tatanan yang sangat buruk dan sifatnya destruktif. Idealnya pemahaman politik harus ditanggapi secara positif dan bukan malah sebaliknya. Memang dimensi politik itu harus kita pilah-pilah mana yang bersifat baik dan tidak, umpama implementasi dilapangan sangat bertolak belakang dengan disiplin ilmunya sendiri. Memang politik tentunya boleh diamalkan oleh siapa saja yang mempelajarinya, tetapi celakanya pelaksanaan dilakukan secara instan atau mendapatkan pendidikan politik dalam organisasi secara praktis.
Mereka beranggapan bahwa politik menjurus ke hal yang sifatnya negatif. Ironis memang bahwa dimensi politik itu dianggap oleh masyarakat merupakan tatanan yang sangat buruk dan sifatnya destruktif. Idealnya pemahaman politik harus ditanggapi secara positif dan bukan malah sebaliknya. Memang dimensi politik itu harus kita pilah-pilah mana yang bersifat baik dan tidak, umpama implementasi dilapangan sangat bertolak belakang dengan disiplin ilmunya sendiri. Memang politik tentunya boleh diamalkan oleh siapa saja yang mempelajarinya, tetapi celakanya pelaksanaan dilakukan secara instan atau mendapatkan pendidikan politik dalam organisasi secara praktis.
Kita anggap bahwa politik itu identik dengan kekejaman dan kelicikan namun
kita tidak pernah menelusuri apa dan bagaimana dimensi politik itu sebenarnya
dan hakekatnya bagi kemajuan sebuah negara. Kita coba refleksikan secara
empiris antara aktor sebagai pelaku dengan politik itu sendiri mana yang lebih
dominan penuh dengan sisi positif serta negatifnya. Kemudian coba realisasikan
secara rasional dengan pemahaman masyarakat saat ini tentang politik itu
sendiri. Tentunya kita dapat menarik kesimpulan bahwa politik itu hanya sebuah
skema dalam keilmuan sementara arah politik itu sendiri dilakukan oleh aktor
selaku pelaksana. Aktor ini yang mungkin membawa dan mengarahkan politik itu
menuju sisi positif atau negatif.
Jelas sudah bahwa pemahaman tentang dimensi politik karena sisi pengaruh
negatif dijalankan oleh para politisi maupun aktor yang menjalankan politik itu
sendiri. Memang bagi kaum intelektual dan politisi dapat memahami dimensi
politik itu sendiri, namun para ilmuwan sosial dan sarjana politik sendiri
lebih memahami serta menggali tentang politik secara mendalam serta dapat
memberikan konsep-konsep politik yang ideal bagi negara. Pemahaman masyarakat
mengenai politik sangat instan dan belum mengetahui secara jelas dan gamblang
sehingga dimensi politik hanya dipandang dari sisi negatif saja.
Dimensi politik ini sangat penting dipahami oleh masyarakat karena menjadi
acuan dalam melakukan proses pembangunan politik. Karena apabila masyarakat
tidak memiliki kecerdasan dalam berpolitik maka perubahan sampai kapan pun
tidak akan pernah ada. Pandangan politik harus benar-benar jelas dan tidak Cuma
dilihat dari segi buruknya saja namun ada juga sisi baiknya, jika kita melihat
negara, kekuasaan demokrasi dan konsep lainnya. Jadi pemahaman tentang politik
pada masyarakat bisa mencerdaskan mereka serta dapat mengaktualisasikan diri
pada isu-isu politik yang muncul secara kontemporer.
Masyarakat sebenarnya belum mendapatkan pendidikan politik dari para
politisi yang sekarang menjadi pemimpin maupun wakilnya di parlemen. Maka para
politisi harus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat sehingga masyarakat
menjadi cerdas serta mau berpartisipasi dalam politik. Para ilmuwan dan para
akademisi maupun mahasiswa juga harus memberi pemahaman tentang politik pada
masyarakat. Hal ini sangat penting dalam memunculkan partisipasi politik dalam
diri masyarakat sehingga realisasi pembangunan politik dapat terlaksana dengan
baik.
Politik yang cerdas menjadikan masyarakat tanggap serta memberikan
kontribusi bagi negara dalam membangun kesejahteraan dan kemakmuran
bersama.Jika masyarakat berpartisipasi politik maka akan terwujudnya perubahan
yang diinginkan serta dapat dirasakan bersama. Setelah memahami tentang politik
tersebut masyarakat akan lebih cerdas dalam melakukan langkah-langkah secara
politis. Dalam sosialisasi pemilu sering dikatakan bahwa satu suara menentukan
nasib bangsa. Maka pemahaman politik itu dapat memicu timbulnya partisipasi
atau keterlibatan masyarakat secara aktif dalam politik praktis semoga.
Yang jadi
pertanyaan sekarang adalah :
1.siapa yang menjadikan politik itu negatif ?
2.apa yang harus dilakukan untuk merubah anggapan negatif
menjadi positif terhadap politik?
2
pertanyaan di atas cukup untuk membuat uban di kepala !
mari kita lihat jawaban dari pertanyaan yang pertama :
mari kita lihat jawaban dari pertanyaan yang pertama :
Yang menjadikan
politik itu menjadi negatif adalah politisi itu sendiri,dengan semua masalah
yang di timbulkannya,mulai dari persaingan untuk merebut kursi jabatan,dengan
menggunakan uang,kekerasa dan berbagai cara negatif lainnya.
Selanjutnya,saat
politisi yang telah terlantik menjadikan kekuasaanya untuk hal yang
negatif.Misalnya yang melanda indonesia saat ini,ada banyak politisi yang
mewakili untuk menyuarakan hak hak rakyat malah balik menindas bagai bumerang
yang di lemparkan oleh rakyat saat pemilu,menguras kekayaan negeri yang
seharusnya di nikmati oleh jutaan rakyat.
Kemudian
hukum yang di percaya masyarakat untuk menjerat politisi yang menyalahgunakan
kekuasaan/wewenang,malah membentengi mereka yang menjadi dalang dari negatifnya
politik.
dengan lemahnya hukum atas mereka,membuat negeri ini di jajah oleh negeri ini sendiri.
lihatlah politisi yang menambahkan gelarnya menjadi koruptor bebas jalan jalan keluar negeri,dan lambannya penegakan hukum.bagaikan sinetron yang sengaja di buat bertele tele,sehingga membuat kesal rakyat dan menanamkan pemikiran bahwa sangat bejat mereka yang jadi penjabat atau pemimpin.dan siapakan yang menjadi sutradara dari sinetron yang di lakoni politisi yang tak punya hati nurani itu,,silakan anda menjawabnya sendiri.
dengan lemahnya hukum atas mereka,membuat negeri ini di jajah oleh negeri ini sendiri.
lihatlah politisi yang menambahkan gelarnya menjadi koruptor bebas jalan jalan keluar negeri,dan lambannya penegakan hukum.bagaikan sinetron yang sengaja di buat bertele tele,sehingga membuat kesal rakyat dan menanamkan pemikiran bahwa sangat bejat mereka yang jadi penjabat atau pemimpin.dan siapakan yang menjadi sutradara dari sinetron yang di lakoni politisi yang tak punya hati nurani itu,,silakan anda menjawabnya sendiri.
Dan jawaban
dari pertanyaan ke 2 yaitu: yang harus dilakukan untuk merubah anggapan negatif
menjadi positif terhadap politik adalah mengatur kembali UU untuk menjerat
semua aktor politik yang bersalah beserta sutradaranya.dan menyadarkan
masyarakat akan pentingnya dukungan dari masyarakat.dan di dukung oleh media –
media yang independent,netral dari politik untuk mengawal jalannya sistem
politik,selanjutnya peranan pemerintah untuk mentransparankannya kepada rakyat.